Diary Sehat Amanda; Umur 40 Overweight 6 Kilo (part 1)

Ok, tulisan ini kelanjutan dari tulisan aku sebelumnya yang ini ya.. Kalo belom baca, silahkan clik dulu 😉 My Body, My 40 Years; How Your Body Changes After 40

Jadi, seperti yang udah aku bilang sebelumnya, aku overweight 6 kilo dan aku sudah merasa berat dan lelah. Yang aku tulis ini adalah beberapa usaha yang aku lakukan pribadi untuk menurunkan berat badan yang tentunya belom tentu adalah solusi bagi yang lain. Aku nulis ini untuk dokumentasi pribadi aja and supaya orang terdekat aku tau aku ngapain.

Yang aku tulis dibawah ini juga adalah hal-hal yang bisa aku lakukan sebagai Ibu-Ibu yang anggaplah tinggal di kos-kosan, dengan seorang anak usia 3.5 tahun and 2 orang kakaknya SD and SMP. Mobilitas aku terbatas, pergi keluar cuma bisa sama suami aja, and aku sama si kecil anggapannya satu paket. Aku punya kondisi special, kamar ada yang bersiin, makanan ada yang masakin.

November 2022

Setelah sadar badan ini berat banget, lutut sakit pas naik tangga, aku beli lah timbangan. Aku kan ga punya timbangan, jadi menurut aku biar sekalian akan sangat membantu kalo aku punya timbangan body statistic yang kaya di gym itu loh. Timbangan body statistic itu bukan cuma ngukur berat badan, tapi juga liat isi badan, berapa protein rate, muscle rate, fat rate dll.

Akhirnya aku beli Notale Timbagan Berat Badan Digital Smart Weight Scale lewat shopee di official store Notale. Alhamdulillah, ga mahal segini mah untuk penggunaan rumah (bukan kaya yang dipake di gym). Anggap aja ini sebagai referensi sederhana untuk tau kondisi badan aku. Jadi timbangan itu connect pake Bluetooth ke aplikasi di HP kita and hasil body statistic-nya keliatan lewat aplikasinya itu. It’s really handy, I like it.

Flashback dikit, dari bulan November itu aku sebenernya salah masukin data, gender-nya malahan ke click ‘Male’, hahaha.. jadi lah rapotnya merah semua. Nah, di bulan Maret baru ketauan kalo aku salah input data and baru dirubah ke ‘Female’.

Maret 2023

Dan, ini hasilnya :

Disitu keliatan ya, mana yang Normal, Low, Ideal, Alert. Keliatan yang rapot merah tu Visceral Fat – 9 (Alert) and Subcutaneous Fat (%) – 27.2 % (Ini aku ga ngerti kenapa ga keluar di report, tapi di app si ada). Just for your reference, Visceral Fat normal itu di bawah 9 and Subcutaneous Fat normal itu between 11% and 17%. Bone mass – 2.3 (insufficient). My body composition keliatan seperti yang usia 43 tahun, padahal aku baru 40. Parah pisan..

Langsung lah belajar sana ini and ini hasilnya:

Visceral Fat sama Subcutaneous Fat itu ga sama artinya. Secara terjemahan sederhana, Visceral Fat adalah lemak yang adanya di dalem perut. Sedangkan Subcutaneous Fat itu adalah lemak yang letaknya just right under your skin.

Fat gets stored when you consume too many calories and have too little physical activity. Some people tend to store fat around their belly rather than on the hips because of their genes.

Ini aku banget ya, seperti aku bilang diatas, mobilitas aku terbatas. Anggap aja aku tinggal di kos kosan, susah kemana mana. And, perut aku besar, paha aku besar juga ketika overweight ini.

In women, getting older can change where the body stores fat. Especially after menopause, women’s muscle mass gets less and their fat increases. As women age, they are more likely to develop more visceral fat in the belly, even if they do not put on weight.

Well, I’m indeed getting older. I’m starting my 40th..

Masalah ini in a long term sudah pasti akan memancing berbagai macam penyakit yang aku males banget ngebayanginnya. However, katanya kita dapat mengurangi beberapa resiko tersebut dengan beberapa step dibawah ini :

Exercising for at least 30 minutes every day

Your body stores energy in subcutaneous fat. You need to burn that energy, which means burning calories. Exercises you can do to burn calories include aerobic activity, strength training, cardio and High Intensively Internal Training (HIIT) 

Aku bakalan cerita di part 2 lebih detail mengenai olahraga aku.

Eating a healthy diet

Aku tu penggemar chips. Tapi biasanya dimakan hanya sebagai peneman makan. Paling setengah bungkus aja dimakan. Tapi sekarang ini kalo lagi stress, makan chips itu bawaannya karena emosi. Yang biasanya 1 bungkus bisa untuk 2 atau 3 hari, kalo stress tu sebungkus keripik pedes bisa langsung habis begitu aja langsung.

Abis gitu mie instant. Aku tu suka banget Nongsim Ramyun. Tapi dulu sebulan sekali juga ngga makan mie instant. Tapi semenjak ‘ngekost’ ini jadinya sering banget, bisa sampe 3 kali sebulan.

Sekarang dah mulai bebenah. Chips dah jauh berkurang. Mie instant juga gradually berkurang dari sebulan sekali, sampe ini udah sebulan lebih belom makan lagi mie instant.

Not Smoking

Setidaknya this is my most strength point. I never smoke before, and I don’t have any interest either.

Reducing Sugary Drink

I am also not a fond so much of sugary or carbonated drinks. Soft drink yang aku minum palingan tonic water, itu juga jarang banget. Even my coffee most of the time is just black. Trus kadang aku masih suka minum teh manis atau juice masih suka ditambahin gula tapi itupun ga banyak.

Getting Enough Sleep

Sleep is one of my weaknesses. I have always had troubled sleeping. Mau tidur otak aku kadang masih jalan terus. Walaupun aku dah tidur, aku tu gampang banget kebangun kalo kedengeran ini itu and kalo dah kebangun, susah tidur lagi.

Lagi berusaha practice jam 11 pokonya harus nyoba tutup mata trus tidur.

Reduce Your Stress 

Stress activates a hormone called cortisol. Too much cortisol can undermine your ability to lose weight because it tells your body to hold onto the excess fat.

Nah, ini dia. Kadang ga kita sadari kalo kita ini lagi stress sebenernya. Sepertinya ini juga pe er buat aku. Aku yakin setiap orang punya cara masing masing untuk managing stress, jadi.. semangat semua !! Jangan sampe stressed out, everything will be ok (kata-kata untuk diri sendiri).

Apakah dari Maret itu sudah turun berat badan? Well, silahkan lihat hasilnya dibawah ini. Alhamdulillah is on progress. As promised, aku bakalan cerita lebih lanjut mengenai olahraga aku di part 2. See you..



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *